Kamis, 08 Januari 2015

Pustakawan ber-Merk

courtessy by: 
http://successwithterri.com/wp-content/uploads/2014/09/brand-yourself.jpg

I am crazy about brand. Beberapa hari ini lagi berjuang untuk hemat biar bisa beli sepatu dengan branded x, gitu dhe,,,, Siapa sih yang ga seneng punya barang yang bermerk? Banyak orang rela antri berjam-jam dan ngeluarin duit banyak biar bisa beli barang bermerk. Apa sih keistemawaan barang ber-merk? Ya kalo aku pribadi pake barang yang ber-merk itu meningkatkan PD. Merk juga menawarkan jaminan kualitas, dan yang paling penting I feel luxurious, hehe.

Entah kenapa, pas ngomongin branded tiba-tiba aku kepikiran untuk menggabungkan konsep branded ini untuk pustakawan juga. Kok bisa? Bisalah,,,, sekarang seandainya saya sebut Hendro Wicaksono, apa yang terlintas di benakmu???  Pastinya SLiMS. Kalo saya bilang Putu Laxman Pendit? Ya, pasti perpustakaan digital, dan masih banyak lagi. Ya itulah yang aku bilang sebagai branded librarian (pustakawan ber-merk). Menarik, mereka membangun brand mereka sendiri, so mereka mempunyai spesialisasi tersendiri. Orang akan cepat mengenali spesialisasi mereka dari brand yang dia bangun.
Membangun brand memang gak mudah, kita harus benar-benar menguasai bidang tersebut. Tidak hanya berhenti dalam menguasai saja kita juga dituntut untuk melakukan promosi. Kalau kita punya brand tapi kita tidak mau mempromosikannya, bukannya itu sama aja bohong??? Orang mau tahu darimana coba??? Emang sih keliahatannya ga gampang, tapi bayangkan, kalau kita berhasil membangun brand diri kita sendiri? tentu saja banyak keuntungan yang akan kita peroleh. Ya pastinya membangun brand gak bisa serta merta, perlu ada proses dan ketekunan yang harus dicurahkan. Tapi memiliki kalau kita bisa melabeli diri kita dengan spesialisasi tertentu, percayalah u can be a famous and rich also u bring ur contribution to library science. Apa gak pengen tu??


Melabeli diri dengan merk atau spesialisasi bukan berarti mengkotak-kotakkan ilmu, tapi mana ada sih ilmu general yang bisa dipahami secara mendalam?? Akan sulit, begitu juga ilmu perpustakaan. Ilmu perpustakaan ditunjang oleh banyak bidang, boleh sih kalau kita ingin menguasai semua, tapi apa ya mungkin penguasaan kita akan sama mendalamnya dengan kita mengkhususkan diri terhadap satu dua bidang?? Jadi menjadi branded librarian bukan berarti mengkotak-kotakkan ilmu perpustakaan tetapi justru akan lebih mengembangkan ilmu perpustakaan itu sendiri. Rasanya tidak akan mungkin semua pustakawan memiliki minat yang sama dalam suatu bidang di perpustakaan. Nah, keberagaman minat dalam membangun brand pustakawan akan menambah kekayaan ilmu perpustakaan itu sendiri. So, let’s be a branded librarians, show that you proud be a librarian. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;